ROLE PLAY 1
Ny. F berusia 56 tahun datang ke RS dengan keluhan
kejang.Keluarganya mengatakan pasien kejang sejak 2 bulan yang lalu.Kejang
dirasakan semakin hebat sejak minggu terakhir.Berdasarkan keterangan dari
keluarga, 3 tahun yang lalu pasien pernah mengalami luka robek di kakinya
karena terkena patahan kayu yang tajam.Pasien terinfeksi Clostridium tetani dan dokter mendiagnosa pasien menderita
tetanus.Obat P anda adalah penisilin dan diazepam 0,5 mg/kgBB/4 jam (IM).
Farmasis : Assalamu’alaikum ibu
Pasien : Iya Wa’alaikum salam
Farmasis :
Perkenalkan ibu saya seorang farmasis. Nama saya Dinda
Apakah ada
yang bisa saya bantu bu ?
Pasien : Iya dek, saya di diagnosa oleh
dokter menderita penyakit tetanus , sebenarnya apa sih itu tetanus ?
Farmasis :
Baik lah bu saya akan menjelaskan kepada ibu, Tetanus adalah suatu penyakit infeksi akut
yang disebabkan oleh eksotoxin yang dihasilkan oleh clostridium tetani yang
ditandai dengan peningkatan kekakuan umum dan kejang-kejang otot rangka.
Pasien : ohh,
seperti itu , saya diberikan obat penisilin dan diazepam oleh dokter, apakah
obat ini bagus dan menyembuhkan penyakit saya?
Farmasis : iya buu. Penisilin
dan diazepam (IM), obat tersebut rasional untuk pasien yang menderita tetanus
dimana penisilin efektif terhadap clostrium
tetani, namun jika terjadi kontaminasi dengan bakteri betalaktam maka akan
mudah mengalami resistensi. Diazepam merupakan obat pilihan utama untuk
penyakit tetanus obat ini bekerja sebagai antikonvulsan dan menginduksi
relaksasi otot dengan memudahkan trasmisi inhibitorik oleh GABA pada batang
otak dan medulla spinalis.
Pengamat : Resistensi?
apa yang dimaksud dengan resistensi ?
Farmasis : Resistensi
obat adalah perlawanan yang terjadi ketika bakteri, virus dan parasit lainnya
secara bertahap kehilangan kepekaan terhadap obat yang sebelumnya membunuh
mereka.
Pengamat : oh, begitu.
Berarti dengan kata lain obat tersebut tidak dapat berefek lagi jika terjadi
resistensi?
Farmasis : iyaa benar
sekali. seperti itulah resistensi obat.
Pasien : Mohon
bantuannya jika saya tidak mengetahui informasi tentang obat yah.
Farmasis : iyaa bu,
sebagai seorang farmasis itu sudah menjadi kewajiban saya. Kalau begitu saya
permisi dulu ya buu. Assalamu’alaikum
Pasien :
Walaikum salam.
ROLE
PLAY 2
Pasien
adalah seorang Ibu bersama dengan anaknya bernama DD, berusia 8 tahun, BB 15
kg, dan TB 120 cm datang ke Rumah Sakit Sejahtera. Si Ibu bercerita kepada sang
Dokter bahwa seminggu yang lalu anaknya menderita batuk, cepat lelah, dan
kurang konsentrasi saat belajar. Dengan saran dari seorang teman dan melihat
iklan di TV, maka Ibu tersebut memberikan obat Konidin dan Sangobion syrup
masing-masing 3 x sehari kepada si anak, namun belum juga sembuh. Dan 2 hari
yang lalu perut anaknya menjadi buncit dan sering sakit, diare, dan anorexia.
Berdasarkan
pemeriksaan laboratorium bahwa pada feses: positif (+) ditemukan telur cacing Ascariasis lumbricoides, kadar Hb < 10 gr/dl. Setelah ditelusuri, ternyata pasien
bertempat tinggal di daerah perkebunan, sering tidak memakai alas kaki, dan
suka bermain tanah. Dokter meresepkan obat oralit, Curcuma Plus syrup, dan
Levamisol 50 mg 2 x sehari. Apa saran Anda sebagai seorang farmasis?
Pasien : Assalamu’alaikum
Farmasis : Iya Wa’alaikum salam. ada yang bisa saya bantu buu ?
Pasien : Ada obat oralit,
Curcuma Plus syrup, dan Levamisol ?
Farmasis :
iya ada bu, siapa yang sakit bu ?
Pasien :
anak saya, kata dokter anak saya cacingan. Dan saya diberi resep obat yang
tadi.
Farmasis :
oh, apakah sebelumnya ada obat yang sudah diberikan kepada anak ibu ?
Pasien : iya ada. Saya memberikan obat
Konidin dan Sangobion syrup masing-masing 3 x sehari kepada anak saya, namun
belum juga sembuh.
Farmasis : ohh begitu yah, memangnya apa gejala
awal anak ibu ?
Pasien : Batuk, cepat lelah, dan kurang konsentrasi saat
belajar. Dan 2 hari yang lalu perut anak saya menjadi buncit dan sering sakit,
diare, dan kurang nafsu makan.
Pengamat : Sebagai seorang farmasis, bagaimana menurut anda apakah
sudah benar dengan pemberian obat konidin dan sangobion yang telah diberikan
sebelumnya?
Farmasis : Konidin diindikasikan untuk batuk karena
alergi, flu, pilek atau sisa-sisa bronchitis. Jadi, konidin tidak tepat untuk
diberikan sebagai obat batuk untuk pasien karena batuk yang dialami pasien
adalah batuk yang timbul dari gejala kecacingan. Akan tetapi Sangobion syrup
sebagai obat anemia sudah betul karena sangobion mengandung besi, sementara
anemia yang diderita pasien adalah anemia defisiensi besi. Dosisnya 1 cth per
hari.
Pengamat :ohh,
bagaimana dengan obat oralit, curcuma dan levamisol? Sebenarnya obat obat apa
itu ? apakah anda bisa memberitahu kami khasiatnya ?
Farmasis :
Pada penderita diare tanpa dehidrasi (Terapi A) diberikan cairan (air tajin, larutan gula garam, oralit) sebanyak yang
diinginkan
hingga diare stop, sebagai petunjuk berikan setiap habis BAB dengan dosis 200 – 300 ml. Curcuma Plus Syrup digunakan untuk
penambah nafsu makan dan stamina. Dosisnya 2 kali sehari 1 sendok teh dan
diberikan setelah makan.Levamisol 50 mg 2 x sehari digunakan sebagai
antelmintik. Hal tersebut sudah sesuai karena Levamisol sangat efektif sebagai
antelmintik yang disebabkan oleh cacing Ascariasis lumbricoides. Namun, dosisnya
perlu ditingkatkan menjadi 50 mg 3 kali sehari.
Pasien :
wahh kami sudah begitu banyak mendapatkan informasi penting dari anda, Terima
kasih banyak atas penjelasannya.
Farmasis :
iyaa buu, itu sudah menjadi tanggung jawab kami sebagai seorang farmasis.
semoga anaknya cepat sembuh yah bu.
Pasien :
iya amin. Kalau begitu saya permisi dulu, Assalamu’alaikum
Farmasis :
Walaikum salam,